Pages

5 Jun 2011

Cara Mengubah Lawan Menjadi Kawan

Seberapa pun baik dan menyenangkannya Anda di kantor, ada saja satu dua orang yang memusuhi Anda, baik tersamar maupun terang-terangan. Tidak perlu kesal. Selalu ada cara untuk mengubah lawan menjadi kawan.

Berikut tips bagaimana cara mengubah lawan menjadi kawan:

1. Cooling Down.

Kalau sama-sama bersitegang, dia memusuhi Anda, kemudian dibalas dengan permusuhan, suhu kantor pasti panas dingin Tegang. Apalagi jika Anda mengumpulkan seteru untuk memusuhi dia, uhm, dia pasti makin sewot. Situasi ini jelas tidak kondusif. Jadi, mengapa tidak coba mencairkan suasana dengan bersikap sebaliknya. Kalau ada rekan yang mengompori, tidak perlu ditanggapi, katakan saja bahwa Anda tidak pernah memusuhi dia. Dan Anda tidak pernah punya persoalan dengan dia.
2. Berlagak Pilon
Anda tahu dia memusuhi Anda, tapi bersikaplah seolah-olah tidak tahu। Anggaplan tidak pernah ada persoalan antara Anda dengan dia. Toh, yang menganggap Anda musuh adalah dia, bukan Anda. Jagalah sikap senormal mungkin di depan dia. Kalau setiap tiba di kantor Anda menyapa dia, jangan hentikan kebiasan tersebut. Jika sapaan Anda ditanggapi dengan wajah cemberut, jangan ambil pusing. Toh, lama-lama dia mungkin akan menyadari usaha dia memusuhi Anda sia-sia, karena Anda bersikap tidak peduli.
3. Jangan Dibalas
Kejahatan tidak perlu dibalas dengan kejahatan juga। Memang sulit mempraktekkannya tapi pasti bisa dilakukan. Satu contoh gampang adalah dengan memberi perhatian-perhatian kecil. Misal, kalau Anda pergi ke luar kota, jangan lupa membelikan sesuatu untuk dia. Kalau Anda memberikan sesuatu untuk teman-teman dekatnya, berikan juga pada dia. Kebesaran jiwa Anda lambat laun mungkin akan meluluhkan hatinya.
4. Bersikap Rendah Hati
Bersikaplah rendah hati Kalau atasan memuji Anda di depan rekan-rekan lain, termasuk dia, jangan bersikap arogan. Katakan Anda masih punya banyak kekurangan, dan hasil yang Anda capai tidak lepas dari bantuan rekan-rekan lain, tak terkecuali dia. Biasanya sikap rendah hati akan membuatnya sadar bahwa Anda tidak layak dibenci. Sebaliknya sikap arogan akan membuatnya makin panas dan bersemangat membenci Anda.
5. Bersikap Profesional
Seberapa tidak sukanya Anda pada dia, janganlah menghadapinya secara subyektif Mungkin Anda tidak ingin bekerjasama dengannya, tapi pekerjaan mengharuskan Anda satu team dengannya. Mau tidak mau, Anda harus bekerjasama dengan dia. Singkirkan sejenak ketidaksukaan Anda, berikan sesuai porsi atau kapasitas Anda. Karena kalau tim itu gagal, Anda juga yang akan terkena dampaknya.
6. Ayo Fokus
Daripada menanggapi permusuhannya, lebih baik focus pada pekerjaan Abaikan saja perilakunya yang memancing emosi, missal ia gemar mengait-ngaitkan pekerjaan dengan hal lain yang tidak relevan. Pokonya apa pun yang dia lakukan, jangan gampang terpancing. Kalau perlu tanggapi perilakunya dengan bercanda sehingga dia akan merasa aksinya pada Anda tidak mempan.
7. Jangan Memancing
Sekesal apapun Anda pada dirinya jangan terpancing godaan rekan-rekan lain untuk menjelek-jelekan namanya। Karena bisa saja di antara teman-teman Anda itu, ada juga yan sengaja memancing di air keruh dan menambah suhu bertambah panas. Kalau perlu katakana pada mereka bahwa dia tidak seburuk yang mereka duga. Dengan begitu, ia mungkin akan sadar bahwa sikap permusuhannya hanya akan membakar dirinya sendiri.
8. Cry For Help
Anda bisa minta bantuan orang ketiga untuk mencairkan komunikasi antara Anda dengan dia Mintalah pada dia untuk membantu meluruskan permasalah. Mungkin sikap permusuhan dia dilandasi salah paham atau misunderstanding. Biasanya masukan dari orang ketiga akan dia dengat ketimbang penjelasan dari Anda.
9. Inisiatif Meminta Maaf
Hari Raya Besar seperti Lebaran,Natal, Tahun Baru dan lain-lain merupakan momen yang tepat memperbaiki hubungan dengan dia. Kalau dia tidak menghampiri Anda, tidak perlu gengsi mendatangi mejanya dan mengulurkan tangan meminta maaf lahir dan batik. Agar suasana mencair, boleh juga membawa makanan dan ajak dia mencicipi bersama. Masak sih hatinya tidak juga terbuka melihat ketulusan Anda? Bukankah sekeras-kerasnya hati orang, masih lebih keras batu kali?
"Tips ini tidak hanya bisa digunakan di tempat kerja kita saja tapi juga bisa di gunakan dikehidupan sehari-hari kita"।

Api jangan di balas dengan api, bersikaplah rendah hati, banyak teman lebih menyenangkan dari pada banyak lawan,.

Sekian Thread dari ane semoga bermanfaat dan bisa di manfaatkan ketika diperlukan.
-Wassalam-




2 Mei 2011

Rasa Syukur Atas Kelahiran Sang BUah Hati….!!!!!


Kelahiran seorang anak sang buah hati pujaan aq sama istriku mengubah kehidupan keluarga …teras a sempurna bahagia. Alhamdulillah pada tanggal 7 April 2011 anakku telah lahir dengan selamat pada jam 16.25 sore, hari kamis kliwon dengan berat 3,1 kg dan panjangnya 49 cm dan kuberi nama Adya Eisha Aqila Nadine semoga menjadi anak yang sholehah, pintar dan berbakti pada orang tua……..aminnn…….. semoga apa yang diharapkan ayah dan ibu tercapai……….aminn…….. Aku merasa bersyukur diberikan titipan yang sangat berharga dari Allah yaitu….Anak. Untuk itu aq sama istri ku tercinta akan : memberikan bekal agama untuk dia bisa mengarungi kerasnya hidup di usia dewasa kelak merawatnya sepenuh hati memberikan pendidikan yang terbaik memberikan makanan yang bergizi dan halal

karena aku tahu masih ada saudaraku di luar sana yang belom dipercaya Allah untuk menerima titipannya

karena aku tahu Anak adalah harta yang paling termahal didunia dibandingkan warisan yang berlimpah

karena aku tahu Istriku tercinta menjadi wanita yang sempurna karena telah mengalami kehamilan 9 bulan dan melahirkan anak
karena aku tahu
Anak merupakan perekat hubungan ku dengan istri tercinta dikala ada ombak yang menghantam
Karena aku tahu
Doa anak yang saleh dapat membawa ku ke Surga Allah. Atas semua yang telah kuterima aku berucap
Terima Kasih Allah…atas rezeki Mu yang sangat berlimpah

Amien

11 Jun 2008

PERPUSTAKAAN


Tips pemanfaatan perpustakaan


  1. Biasakan membaca petunjuk atau peraturan yang berlaku pada suatu perpustakaan.
  2. Jika Perpustakaan belum memberikan layanan otomatis keanggotaan bagi mahasiswa baru, maka segeralah mendaftar untuk kemudahan mencari informasi dan bahan mata kuliah atau jasa lainnya yang ada di perpustakaan.
  3. Manfaatkan jasa layanan yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, contoh Bagian Sirkulasi untuk melakukan transaksi peminjaman bahan pustaka.
  4. Gunakan penelusuran bahan pustaka dengan menggunakan katalog yang tersedia, untuk lebih mudah gunakan database pada komputer katalog, atau katalog online pada web perpustakaan tersebut bila mengakses di luar gedung perpustakaan.
  5. Perhatikan nomor klassifikasi untuk menentukan lokasi bahan pustaka yang di cari pada rak buku.
  6. Manfaatkan jasa layanan referensi untuk mendapatkan bimbingan bagi pengguna dan memperoleh penelurusan informasi yang dibutuhkan.
  7. Aktif dalam memberikan referensi terbaru tentang informasi bahan pustaka, dengan mengisi form pemesanan buku yang tersedia pada perpustakaan, untuk melengkapi kebutuhan koleksi.
  8. Gunakan sebaik mungkin fasilitas koleksi audiovisual untuk memenuhi kebutuhan belajar sekaligus hiburan, seperti menonton film dokumenter.
  9. Efektifkan ruangan baca atau diskusi sesuai dengan kebutuhan untuk menciptakan kenyamanan dan ketenangan
  10. Dengan mengakses perpustakaan, anda akan menambah wawasan, dan salah satu mengisi waktu dengan baik, sekaligus ekonomis untuk mendapat bahan bacaan atau bahan mata kuliah.

10 Jun 2008


MEMBANGUN CITRA
Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia Menuju Perpustakaan Bertaraf Internasional

ABSTRAK
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan, menyegarkan, dan mengasyikkan. Oleh karena itu citra perpustakaan perlu dibangun agar dapat berkembang dengan baik pada era globalisasi ini. Dengan membangun citra perpustakaan yang positif, keberadaan perpustakaan akan membawa dan mengembangkan citra institusinya, baik di dalam maupun di luar lembaga induknya. Dalam mengembangkan citra, perpustakaan berusaha meningkatkan layanannya yang sesuai dengan sistem manajemen mutu (Quality Management System). Strategi yang ditawarkan untuk mengembangkan citra perpustakaan khususnya perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia melalui 3 (tiga) pilar citra utama yaitu pertama membangun citra perpustakaan (building image), kedua meningkatkan citra pustakawan (librarian image), dan ketiga mengembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi atau information and communication technology (ICT based). Dengan menerapkan strategi tiga pilar citra utama tersebut di atas, apa yang direncanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) sebagai institusi yang melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan perguruan tinggi telah menargetkan bahwa pada tahun 2008 terdapat 25 (dua puluh lima) perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia akan dapat mencapai kualitas yang berstandar atau bertaraf internasional akan tercapai. PENDAHULUAN Citra merupakan seperangkat kesan atau image di dalam pikiran pemakai terhadap sesuatu objek. Sedangkan citra suatu perpustakaan dapat dikatakan sebagai suatu pandangan yang diberikan masyarakat tentang sebuah institusi perpustakaan. Misalnya Perpustakaan Universitas Airlangga dengan kekuatannya di bidang e-library, maka seorang pemakai lebih dulu akan memikirkan produk layanan apa yang dapat memenuhi kebutuhannya sebelum ia memilih produk layanan yang tersedia di perpustakaan lain. Setiap perpustakaan selalu memperoleh kesan atau image, baik yang positif maupun negatif dari berbagai pihak yang selalu berhubungan. Hal ini merupakan Membangun Citra oleh Pudjiono Membangun Citra oleh Pudjiono 1 konsekuensi logis, mengingat dalam segala aktivitasnya perpustakaan selalu berhubungan dengan berbagai pihak, khususnya dengan pemakai perpustakaan. Jadi dengan sendirinya pihak yang berkepentingan akan selalu mengamati keberadaan perpustakaan tersebut agar tidak merugikan pemakainya. Seringkali dapat kita lihat sebagai misal bahwa pemakai perpustakaan diperlakukan dengan kasar, hal ini akan memberikan efek atau kesan negatif pada citra perpustakaan. Oleh karena itu setiap perpustakaan diharapkan mampu memberikan citra yang positif agar selalu sukses dalam berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya. Citra yang negatif dapat memperlemah serta merusak strategi yang telah dibangun secara efektif. Sedangkan citra yang positif bisa didapatkan dengan mengkomunikasikan keunikan dan kualitas terbaik yang dimiliki perpustakaan itu kepada pemakainya. Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan perguruan tinggi merupakan jantung bagi kehidupan sivitas akademika, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data maupun informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan perencanaan serta dapat menyegarkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun demikian kondisi tersebut belum disadari betul, hal ini dapat dilihat dari pendapat Fuad Hasan (2001) mengenai kondisi perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia masih perlu perhatian, karena hanya ± 60% (enam puluh persen) dari sekitar 4.000 (empat ribu) perguruan tinggi di Indonesia yang mempunyai perpustakaan standar. Ironis memang, kondisi perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia masih kurang berkembang sesuai dengan fungsi dan perannya karena diakui atau tidak, bangsa ini kurang serius dalam mengembangkan sumber-sumber pembelajaran. Hal ini juga dapat dilihat dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tidak ada satu pasal pun yang menuliskan kata perpustakaan. Padahal menurut UNESCO, pendidikan untuk semua (education for all), dapat lebih berhasil jika dilengkapi dengan keberadaan perpustakaan. Membangun Citra oleh Pudjiono Membangun Citra oleh Pudjiono 2 Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan tidak lagi berperan sebagai sesuatu yang pasif dan tidak dapat diajak berbicara. Sebaliknya, perpustakaan harus menjadi sarana interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru serta perlunya membangun citra perpustakaan di mata masyarakat lingkungannya. Dalam membangun citra perpustakaan terutama perpustakaan perguruan tinggi penulis menawarkan strategi yang penulis sebut dengan 3 (tiga) pilar citra utama yaitu pertama membangun citra perpustakaan (building image), kedua meningkatkan citra pustakawan (librarian image), dan ketiga mengembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi atau information and communication technology (ICT based). Dengan menerapkan strategi tiga pilar citra utama yaitu building image, librarian image, dan ICT based dalam mengembangkan perpustakaan khususnya perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia, kita berharap perpustakaan perguruan tinggi secara bertahap mengejar ketertinggalannya dari perpustakaan-perpustakaan negara maju baik di tingkat Asia, Australia, Eropa, maupun Amerika, sehingga secara bertahap pula dapat menjadikan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia bertaraf internasional. PEMBAHASAN Dalam artikel ini akan dibahas strategi 3 (tiga) pilar citra utama yang mendasari perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia menuju perpustakaan berstandar atau bertaraf internasional. A. Membangun Citra Perpustakaan (Building Image) Siapa pun tahu, bahwa perpustakaan "masih menjadi tempat yang menjemukan" dan ditempatkan pada posisi yang semakin "terasing" serta menjadi "anak tiri" di lingkungannya sendiri. Kalau kita cermati pernyataan tersebut di atas bahwa kondisi perpustakaan di Indonesia saat ini masih sangat dipinggirkan atau termarjinalkan. Oleh karena itu banyak perpustakaan khususnya perpustakaan perguruan tinggi mulai berbenah untuk meningkatkan citra diri baik dari hal yang kecil atau sepele sampai dengan pembenahan yang berskala besar. Membangun Citra oleh Pudjiono Membangun Citra oleh Pudjiono 3 Peningkatan citra yang berskala kecil atau sepele menurut penulis dapat dilihat dari pemberian nama perpustakaan di perguruan tinggi mulai berubah bahkan diganti dengan menggunakan istilah asing atau singkatan yang menarik. Sebagai contoh saat ini kita mengenal BUL (Brawijaya University Library) untuk Perpustakaan Universitas Brawijaya, AUL (Airlangga University Library) untuk Perpustakaan Universitas Airlangga, IEL (IPB Electronic Library) untuk Perpustakaan Institut Pertanian Bogor, SAS (Sunan Ampel Surabaya) untuk Perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya, CISRAL (Center of Information Scientific Resources and Library) untuk Perpustakaan Universitas Padjadjaran Bandung, dan lain-lain. Dengan perubahan nama, mau tidak mau perpustakaan ingin meningkatkan citranya di mata masyarakat baik di lingkungannya sendiri, nasional maupun internasional. Dari pemberian nama-nama tersebut pihak pengelola perpustakaan juga mempunyai keinginan-keinginan yang terpendam, misalnya dapat kita lihat kata BUL mengasosiasikan "mumbul" berarti besar, mengangkasa, dan sebagainya. Peningkatan citra yang berskala menengah, dapat kita lihat dari beberapa perpustakaan perguruan tinggi mulai dari pembangunan website perpustakaan sampai dengan membenahi koleksi dan ruangan. Pembenahan website dapat kita kenali dengan beberapa homepage yang dapat diakses melalaui internet, misalnya www.lib.unair.ac.id untuk Perpustakaan Universitas Airlangga, www.lib.ugm.ac.id untuk Perpustakaan Universitas Gajah Mada, www.digital.brawijaya.ac.id untuk Perpustakaan Universitas Brawijaya Malang, www.lib.ui.ac.id untuk Perpustakaan Universitas Indonesia, www.library.usu.ac.id untuk Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan lain-lain. Sedangkan untuk pembenahan koleksi pustaka saat ini kita kenal dengan koleksi-koleksi dalam bentuk digital baik yang diolah sendiri atau yang berasal dari vendor, seperti koleksi digital karya sivitas akademika (skripsi, tesis, penelitian, disertasi), koleksi e-journal (ProQuest, EBSCO, dll), koleksi e-book (OCLC), dan lain-lain; sedangkan pembenahan ruangan dapat dilihat dengan pengecatatan ruang yang terang atau mencolok bahkan ada perpustakaan dilengkapi dengan cafe. Pada era tahun 1980 dan 1990 konsep perpustakaan tersebut dianggap tabu atau bahkan tidak boleh/tidak diperkenankan adanya Membangun Citra oleh Pudjiono Membangun Citra oleh Pudjiono 4 makanan atau minuman yang ada di dalam perpustakaan karena dapat mendatangkan hama tikus sehingga dapat merusak koleksi. Saat ini juga telah ada penggabungan ruang perpustakaan dengan home theater, sehingga masuk ke gedung perpustakaan dapat disuguhi film-film yang menarik, dan lain sebagainya. Peningkatan citra yang berskala besar, dapat kita lihat beberapa perpustakaan mulai berbenah dengan membangun gedung perpustakaan sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh perpustakaan. Bangunan gedung perpustakaan yang dirumuskan berdasarkan konsep yang sistemik, yaitu sebagai kesatuan sistem keandalan bangunan gedung yang memiliki keterkaitan dengan kesatuan sistem penataan bangunan gedung dengan lingkungannya. Adapun tujuannya adalah guna terwujudnya pemanfaatan ruang perpustakaan yang berpihak kepada kepentingan pemakainya terutama sivitas akademikanya (mahasiswa, staf pengajar, dan peneliti) yang berlandaskan asas kemanfaatan yang menampung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, asas keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya. Adapun rumusan sistem keandalan bangunan gedung perpustakaan, yang terdiri atas aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung telah diarahkan untuk dapat memandu harmonisasi standar, yang berpedoman pada pengembangan standar-standar teknis nasional yang harmonis dengan standar teknis negara lain dan standar internasional, sebagaimana dituntut dalam rangka persiapan menghadapi era globalisasi. Selain itu juga banyak perpustakaan perguruan tinggi mengikuti program kompetitif tingkat nasional seperti TPSDP (Technological and Professional Skills Development Sector Project), Program Insentif Warintek atau WarintekPlus dari Kementerian Riset dan Teknologi (Menristek), SP4 (Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran) serta meningkatkan kerjasama antar pusat informasi, dokumentasi, perpustakaan atau dengan pihak luar pusdokinfo, misalnya FKP2TN (Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri), paguyuban antar perpustakaan perguruan tinggi negeri se-Jawa Timur kita kenal Perpustakaan PULSE (Public University Link System of East Java), kerjasama dengan pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta kita kenal dengan layanan American Membangun Citra oleh Pudjiono Membangun Citra oleh Pudjiono 5 Corner, kerjasama dengan PT. HM Sampoerna kita kenal dengan layanan Sampoerna Corner, kerjasama dengan Bapepam Jakarta melalui produk layanan PRPM Corner (Pusat Referensi Pasar Modal) di Surabaya, dan lain sebagainya. Dengan adanya kerjasama atau bergabungnya dalam suatu forum seperti FKP2TN maka puluhan ribu koleksi pustaka dapat dimasukkan dalam suatu jaringan, sehingga koleksi dapat di-sharing atau diakses oleh banyak pengguna melalui katalog gabungan yang mudah dicari, lengkap, dan interaktif. Dari satu catalog on-line, setiap orang dapat menemukan bukunya ke berbagai perpustakaan, dan membaca komentar serta ulasan pembaca lain. Karena kita tahu bahwa kondisi di lapangan menunjukkan tidak ada satu pun perpustakaan dan pusat informasi, perpustakaan dan/atau dokumentasi yang mampu melayani pemakainya dengan hanya mengandalkan kemampuannya sendiri. Dengan adanya forum seperti tersebut di atas, kita bisa membuat jaringan lokal, nasional, maupun international. Pemenuhan kebutuhan dan tuntutan para pemakai dapat terlaksana secara optimal bila dilakukan melalui kerjasama antar perpustakaan, pusat informasi dan/atau dokumentasi. Tentu saja, kerjasama itu perlu disusun berdasarkan prinsip saling menolong, saling membutuhkan, dan saling memanfaatkan dalam mekanisme kerja yang jelas, transparan, dan sinergis dalam kesejajaran peran. Kerjasama tersebut akan menghasilkan apa yang disebut dengan jaringan informasi dan komunikasi antar perpustakaan. Dengan adanya peningkatan citra perpustakaan (building image) baik dari skala kecil sampai besar, kita berharap perpustakaan tidak lagi "menjemukan", "terasing", dan "menjadi anak tiri" di lingkungannya sendiri dan kita berharap juga hadirnya sebuah perpustakaan yang besar dan memadai serta berstandar atau bertaraf internasional. B. Meningkatkan Citra Pustakawan (LibrarianImage) Siapa pun tahu bahwa profesi pustakawan di negeri ini masih merupakan "pilihan profesi yang alternatif", tenaga pustakawan "dipandang sebelah mata", tenaga pengelola perpustakaan "tenaga buangan", dan lain-lain. Walaupun kita tahu Membangun Citra oleh Pudjiono Membangun Citra oleh Pudjiono 6 bahwa tenaga pustakawan merupakan jabatan karir dan jabatan fungsional yang telah diakui keberadaannya oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) nomor 18 tahun 1988 dan telah diperbaharui dengan SK Menpan nomor 132 tahun 2002. Melihat permasalahan tersebut di atas, mau tidak mau perpustakaan perguruan tinggi mulai berbenah dengan membekali para tenaga pengelolanya baik tenaga administratif maupun fungsional pustakawannya bersikap profesional dalam memberikan pelayanannya. Untuk dapat bersikap profesional banyak perpustakaan perguruan tinggi mulai melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) khusunya melatih tenaga pengelola perpustakaan atau pustakawan dalam bidang layanan, komputer, bahasa Inggris, studi banding ke berbagai perpustakaan yang lebih maju, mengikutsertakan dalam seminar maupun magang di bidang ilmu perpustakaan, serta teknologi informasi dan komunikasi, dan mengikutsertakan pendidikan formal S2 bidang ilmu perpustakaan dan informasi, serta peningkatan kualitas/mutu layanannya dengan pembekalan layanan prima bagi tenaga pengelola perpustakaan/pustakawan. Dalam meningkatkan kualitas/mutu layanan para pengelola perpustakaan dalam hal ini pustakawan dituntut bersikap profesional. Untuk menjadi tenaga profesional yang perlu diperhatikan adalah kepribadian, kompetensi, dan kecakapan. Selain itu tenaga pengelola perpustakaan dituntut bersikap SMART, yaitu siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik dalam memberikan layanan, antusias atau bangga pada profesinya sebagai tenaga fungsional pustakawan, ramah dan menghargai pemakai perpustakaan, serta tabah di tengah kesulitan yang dihadapi. Dalam konteks pengembangan perpustakaan perguruan tinggi yang bertaraf internasional yang perlu diperhatikan pula adalah masyarakat pemakai perpustakaan dalam hal ini sivitas akademika (mahasisiwa, staf pengajar, dan peneliti) sangat berharap agar dalam memberikan layanan, para pengelola perpustakaan (pustakawan) dapat meningkatkan kualitasnya secara optimal. Seperti diketahui bahwa negara-negara maju pasca ditandatanganinya General Agreement on Tariff and Service (GATS), dewasa ini sedang berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu layanannya dengan menerapkan sistem manajemen mutu Membangun Citra oleh Pudjiono Membangun Citra oleh Pudjiono 7 (Quality Management System) di mana merupakan bagian dari sistem mutu internasional (International Quality System) seri ISO 9000. Seiring dengan berjalannya waktu, kesadaran telah melingkupi banyak pihak tentang perlunya peningkatan mutu di seluruh lapisan pelayanan publik termasuk layanan perpustakaan di Indonesia, maka tahun 1979 disahkan standar baku mutu yang diakui di seluruh dunia dengan nomor seri BS5750. Tahun 1987 sejumlah negara telah mensahkan sebuah kesepakatan tentang standar sistem mutu internasional (International Quality System Standard) dengan seri ISO 9000. (M.Afnan Hadikusumo, 2005) Dengan adanya sistem manajemen mutu (Quality Management System) yang merupakan bagian dari sistem mutu internasional (International Quality System) seri ISO 9000 apabila diterapkan dalam melayani pemakai perpustakaan khususnya perpustakaan perguruan tinggi maka akan sangat bermanfaat. Dengan adanya penerapan sistem manajemen mutu (Quality Management System) di perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia akan membawa dampak positif antar lain: 1. Konsumen dalam hal ini pemakai perpustakaan perguruan tinggi (mahasiswa, staf pengajar, dan para peneliti) merasa puas dan setia karena pelayanannya sesuai dengan kebutuhan mereka. 2. Pembiayaan menjadi lebih rendah karena terjadi efisiensi dengan menghapus komponen-komponen penyebab pemborosan, seperti, tenaga pelayanan perpustakaan tidak asal bekerja tetapi betul-betul termotivasi untuk mencapai target yang telah ditentukan. 3. Daya saing dan profitabilitas diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan operasional berkurang, seperti pengurangan biaya operasional administrasi dan layanan sore hari yang tidak perlu dikeluarkan. 4. Semangat pegawai terutama tenaga fungsional pustakawan meningkat karena mereka bekerja secara efektif dan efisien, seperti setiap pegawai perpustakaan telah dilengkapi dengan deskripsi tugas dan tanggung jawab serta standar operasional prosedur (SOP) yang jelas. Secara teoritik sistem manajemen mutu (Quality Management System) sangat ideal untuk diterapkan dalam unit pelayanan agar terjadi peningkatan mutu, namun Membangun Citra oleh Adi Susilo Membangun Citra oleh Adi Susilo 8 penerapan sistem manajemen mutu (Quality Management System) yang terlalu dipaksakan akan berpotensi terjadinya pemborosan waktu dan in-efisiensi tanpa manfaat nyata bagi institusi, kecuali hanya menjaga konsumen/pemakai tetap setia. Hal ini bisa timbul jika pihak manajemen memutuskan untuk menerapkan sistem manajemen mutu (Quality Management System) tanpa memperhatikan kebutuhankebutuhan yang diperlukan institusi secara memadai (M.Afnan Hadikusumo, 2005). Dengan adanya peningkatan citra pustakawan (librarian image) baik melalui peningkatan kualitas diri maupun peningkatan mutu layanan yang berbasis pada standar mutu internasional (International Quality System) maka berbagai persoalan dunia perpustakaan khususnya perpustakaan perguruan tinggi yang dihadapi bisa ditangani. Sebab, hanya dengan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini tenaga pengelola perpustakaan dan tenaga fungsional pustakawan yang berkualitaslah kita bisa membangun perpustakaan yang bertaraf internasional. C. Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT based) Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau information and comunication technology (ICT) telah membawa perubahan dalam berbagai sektor, termasuk dunia perpustakaan. Pemanfaatan information and comunication technology (ICT) sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas layanan dan operasional telah membawa perubahan yang besar di perpustakaan. Perkembangan dari penerapan information and comunication (ICT) dapat diukur dengan telah diterapkannya/digunakannya sebagai sistem informasi manajemen (SIM) perpustakaan dan perpustakaan digital (digital library). Sistem informasi manajemen (SIM) perpustakaan merupakan pengintegrasian antara bidang pekerjaan administrasi, pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, pengolahan, sirkulasi, statistik, pengelolaan anggota perpustakaan, dan lain-lain. Sistem ini sering dikenal juga dengan sebutan sistem otomasi perpustakaan. Saat ini hampir semua perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia telah menerapakan apa yang disebut dengan sistem otomasi perpustakaan. Sebagai contoh LARIS (Library Automation and Retriaval Information System) untuk otomasi di Perpustakaan Universitas Airlangga, LASer (Library Automation Service) untuk otomasi Perpustakaan Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali 9 Spektra untuk otomasi di Perpustakaan Universitas Kristen Petra Surabaya, InSLA (Integration System for Library Automation) untuk otomasi Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, dan lain sebagainya. Sedangkan mengenai perpustakaan digital atau digital library, seperti yang dikatakan oleh Zainal A. Hasibuan (2005), digital library atau sistem perpustakaan digital merupakan konsep menggunakan internet dan teknologi informasi dalam menajemen perpustakaan. Sedangkan menurut Ismail Fahmi (2004) mengatakan bahwa perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang terdiri dari perangkat hardware dan software, koleksi elektronik, staf pengelola, pengguna, organisasi, mekanisme kerja, serta layanan dengan memanfaatkan berbagai jenis teknologi informasi. Pengembangan perpustakaan digital atau e-library bagi tenaga pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi sistem otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi sistem otomasi perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi layanan secara otomatis/terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna perpustakaan dapat membantu mencari sumber-sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui intranet maupun internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun ia berada. Menurut Zainal A. Hasibuan (2005) dalam makalahnya "Pengembangan Perpustakaan Digital", metodologi untuk membangun sistem perpustakaan digital mengikuti langkah-langkah yang disebut dengan istilah Fast Methodology yang meliputi 6 (enam) fase yaitu (1) requirement analysis phase, (2) decision analysis phase, (3) design phase, (4) construction phase, (5) implementation phase, dan (6) operation and support phase. Sedangkan menurut Ikhwan Arif (2004) dalam makalahnya "Konsep dan Perancangan dalam Otomasi Perpustakaan", tahapan membangun sistem otomasi perpustakaan terbagi dalam 7 (tujuh) tahap, yaitu (I) persiapan, (2) survei, (3) desain, (4) pembangunan, (5) uji coba, (6) training, dan (7) operasional. Membangun Citra oleh Pudjiono Membangun Citra oleh Pudjiono 10 Dengan langkah-langkah seperti tersebut di atas diharapkan sistem perpustakaan digital dan sistem otomasi perpustakaan yang dibangun dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Program yang digunakan dapat berupa program open source yang kemudian dikembangkan dan didesain sesuai dengan keinginan perpustakaan maupun program yang dikembangkan secara mandiri oleh tim teknologi informasi perpustakaan. Sebagai implementasinya, pengembangan sebuah perpustakaan dari bentuk konvensional ke bentuk digitalisasi koleksi perpustakaan memerlukan biaya yang tidak sedikit karena untuk men-digitalisasi sebuah dokumen dari bentuk cetak ke bentuk digital diperlukan beberapa tahap. Tahap pertama adalah proses scanning, yaitu merubah dari bentuk cetak ke dalam bentuk digital, kemudian proses editing, yaitu mengedit data yang telah diubah dalam bentuk digital untuk kemudian siap disajikan kepada para pengguna. Di dalam proses editing ini juga diberikan keamanan sehingga tidak dapat dirubah oleh pengguna, seperti contoh pada koleksi skripsi, tesis, laporan penelitian, dan disertasi perlu diberikan keamanan agar copyright tetap ada pada si penulis/pembuat. Kemudian setelah mempunyai koleksi digital, maka kita memerlukan pula komputer yang mempunyai performa atau kapasitas yang cukup tinggi sebagai sarana untuk menyimpan serta melayani pengguna dalam mengakses koleksi digital. Sebuah komputer dengan processor pentium 4 dengan harddisk sebesar 40 giga, memory 256 megabytes adalah spesifikasi komputer minimal. Selain itu kita memerlukan juga sebuah software untuk memanajemen koleksi digital. Selain itu, diperlukan jaringan intranet (layanan lokal) maupun internet (layanan global). Jaringan 100 Mbps mutlak diperlukan untuk jaringan intranet, dan koneksi internet minimal 128 Kbps untuk layanan internet. Dengan dikembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi (ICT based) baik dalam sistem informasi manajemen (SIM) perpustakaan maupun digital library, maka dapat memberikan kenyamanan kepada anggota perpustakaan juga memberikan kemudahan kepada tenaga pustakawan dan pengelola perpustakaan baik dalam layanan maupun pengolahan dan sekaligus kemudahan untuk menerapkan strategi-strategi pengembangan perpustakaan serta Membangun Citra oleh Pudjiono Membangun Citra oleh Pudjiono 11 dapat meningkatkan citra dalam memberikan layanannya terhadap pemakai dilingkungannya. PENUTUP Sudah bukan jamannya perpustakaan di "klaim" sebagai "tempat gudang buku" yang berdebu dan "tempat buangan" bagi orang-orang yang terkena punishment. Perpustakaan mempunyai peran yang sangat berarti, yang bila dikelola dan kembangkan dengan baik akan memberikan dampak positif bagi kecerdasan dan kehidupan bangsa. Ketersediaan berbagai macam pengetahuan di perpustakaan dengan bentuk yang lebih modern (digital), memberikan kesempatan pada pemakai untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Perbaikan citra perpustakaan perguruan tinggi sebagai institusi yang profesional dalam memberikan layanan informasi bagi campus community akan membuka cakrawala berpikir mereka (campus community) bahwa perpustakaan dapat dijadikan sebagai sarana alternatif pembelajaran mandiri. Beberapa pendekatan manajemen digunakan sebagai strategi perbaikan citra perpustakaan. Strategi tiga pilar citra utama yang dikemukakan di atas, memberikan alternatif berpikir untuk mengembangkan perpustakaan menjadi sebuah pusat informasi yang modern dan profesional. Dengan menerapkan strategi tiga pilar citra utama yaitu building image, librarian image, dan ICT based dalam mengembangkan perpustakaan khususnya perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia, kita berharap juga perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia dapat mensejajarkan dengan perpustakaan yang ada di negaranegara maju baik di tingkat Asia, Australia, Eropa, maupun Amerika, serta dapat saling bekerjasama dan berkomunikasi antar perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia sehingga misi yang direncanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) sebagai institusi yang melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan perguruan tinggi bahwa pada tahun 2008 terdapat 25 (dua puluh lima) perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia akan dapat mencapai kualitas yang berstandar atau bertaraf internasional akan tercapai. Akhirnya, segala sesuatu tidak akan menjadi kenyataan sebelum kita mengalami sendiri, demikian juga kreasi dan inovasi akan menjadi coretan tidak bermakna di atas kertas sebelum direalisasikan di dunia nyata. Membangun Citra oleh Pudjiono Membangun Citra oleh Pudjiono 12 DAFTAR KEPUSTAKAAN Arief, Ikhwan. 2004. Konsep dan Perancangan dalam Outomasi Perpustakaan. Makalah Seminar dan Workshop Sehari Perpustakaan dan Informasi Universitas Muhammadiyah Malang 4 Oktober 2004. Fahmi, Ismail. 2004. Inovasi Jaringan Perpustakaan Digital: Network of Networks NeONs)2. Makalah Seminar dan Workshop Sehari Perpustakaan dan Informasi Universitas Muhammadiyah Malang 4 Oktober 2004. Hadikusumo, M. Afnan. 2005. Menuju Pengembangan Mutu Layanan Perpustakaan di Provinsi DIY. Makalah "Bimtek Manajemen Perpustakaan dan Pelayanan Prima" yang diadakan oleh Badan Perpustakaan Daerah Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta pada tanggal 21 Nopember 2005. Hasibuan, Zainal A. 2005. Pengembangan Perpustakaan Digital: Studi Kasus Perpustakaan Universitas Indonesia. Makalah Pelatihan Pengelola Perpustakaan Perguruan Tinggi. Cisarua – Bogor, 17-18 Mei 2005. Nazar, Muhammad (Ed.). 2005. Buku Panduan LASer ver. 2.0. dan GDL ver. 4.0.: Pelatihan Tenaga TI Perpustakaan se-Indonesia. Malang: Perpustakaan dan Informasi Universitas Muhammadiyah Malang. Pudjiono. 2006. Perpustakaan Digital: Suatu Alternatif Pengembangan di Perpustakaan Universitas Airlangga. Surabaya: Buletin Perpustakaan Universitas Airlangga Vol. 1 No. 1 Januari – Juni 2006. Rahayuningsih, F. 2006. Profesionalisme Pustakawan Menghadapi Tuntutan Kemajuan Teknologi. Yogjakarta: Info Persada Vol. 4/No. 1/Februari 2006. Saputro, Romi Febriyanto. 2004. Perpustakaan dan Meaningful Learning. www.penulislepas.com/print.php Universitas Airlangga, Perpustakaan. 2005. 50 Tahun Perpustakaan Unair 1955-2005: Perjalanan dari Masa ke Masa Menyongsong Era Teknologi Informasi dan Komunikasi. Surabaya: Perpustakaan Universitas Airlangga. -----------------Bisul yang Enggan Meletus. http://abhicom2002.blogspot.com/2005. -----------------Perpustakaan Digital Menyelamatkan Aset Kultural. www.pustakabersama.net/berita.php -----------------Perpustakaan untuk "Human Investment www.kompas.com/kompas-cetak/0205/15/dikbud/perp09 Membangun Citra oleh Pudjiono Membangun Citra oleh Pudjiono 13 IDENTITAS PENULIS Nama : Adi Susilo Kelompok : Pustakawan Tingkat Pendidikan : D3 Bidang ilmu : Perpustakaan Pekerjaan : Pegawai Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali Alamat : randusari, karanggeneng boyolali No. Telepon : 0276 322 580 No. Faks. : 0276 324 182 No. HP : 081328418998 E-mail : Adi.susilo1@gmail.com Judul : MEMBANGUN CITRA: Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia Menuju Perpustakaan Bertaraf Internasional Membangun Citra oleh Adi Susilo 14
14

6 Jun 2008

SUPERMEN

jadilah SUPerman
melawan kemalasan adalah perang melawan diri sendirimusuh sebenarnya adalah diri kita sendirikita menentukan kemana kita akan mengarahkan diri kitajika kita salah mengarahkan diri kita, maka salah pula akan akhirnyajika kita benar mengarahkannya, maka benar pula akhirnyaadalah kita sebagai pelaku sekaligus sebagai penentu arah jalan hidup kita sendiriadalah kita yang mengerti yang (kita anggap) benar bagi diri kitakarena tidak ada kebenaran yg mutlak selain Allah SWTuntuk mengarahkan semuanya itu maka kita tidak hanya sekedar bertaruh pada sebuah perjudian tentang nasib. tapi kita juga sendiri sebagai dadu dan perjalanan kartu domino yg menyertainya. ada kalanya kita kalah dan menang..kita terlanjur hidup di jaman yg semakin morat-marit karena dipenuhi dengan orang2 yg berhati dengki, iri dan serakah.tidakkah mereka menyadari bahwa kesenangan bukan hanya dinilai dengan uang dan kekuasaan.tapi kesenangan adalah keamanan dan merasa cukup dengan yg dimilikinya.kitalah setannya, kitalah iblisnya...anda termasuk yg mengaku iblis atau setan? jika anda menang melawan hawa nafsu sendiri maka anda bisa menjadi malaikat bagi diri anda sendiri yg selalu menjaga kemana arah kita melangkah.You're not SUPERMAN!!

16 Mei 2008

RESEP KUE CINTA

RESEP KUE CINTA BAHAN:
1 pria sehat,1 wanita sehat,100% Komitmen,2 pasang restu orang tua,1 botol kasih sayang murni.
BUMBU:
1 balok besar humor,25 gr rekreasi,1 bungkus doa,2 sendok teh telpon-telponan,(Semuanya diaduk hingga merata danmengembang)
Tips:- Pilih pria dan wanita yang benar-benar matang dan seimbang. Jangan yang satu terlalu tua dan yang lainnya terlalu muda karena dapat mempengaruhi kelezatan - Sebaiknya dibeli di toserba bernama TEMPAT IBADAH, walaupun agak jual mahal tapi mutunya terjamin.- Jangan beli di pasar yang bernama DISKOTIK atau PARTY karena walaupun modelnya bagus dan harum baunya tapi kadang menipu konsumen atau kadang menggunakan zat pewarna yang bisa merusak kesehatan.- Gunakan Kasih sayang cap "IMAN, HARAP & KASIH" yang telah memiliki sertifikat ISO dari Departemen Kesehatan dan Kerohanian.
Cara Memasak:-
Pria dan Wanita dicuci bersih, buang semua masa lalunya sehingga tersisa niat tulus ikhlas- Siapkan loyang yang telah diolesi dengan komitmen dan restu orang tua secara merata- Masukkan niat yang murni ke dalam loyang dan panggang dengan api cinta merata sekitar 30 menit di depan penghulu atau pendeta - Biarkan di dalam loyang tadi, sirami dengan semua bumbu di atas- Kue siap dinikmati
Catatan:
Kue ini dapat dinikmati oleh pembuatnya seumur hidup dan paling enak dinikmati dalam keadaan kasih yang hangat!Tapi kalau sudah agak dingin, tambahkan lagi humor segar secukupnya, rekreasi sesuai selera, serta beberapa potong doa kemudian dihangatkan lagi di oven bermerek "Tempat Ibadah" diatas api cinta. Setelah mulai hangat, jangan lupa telepon-teleponan bila berjauhan.Selamat mencoba, dijamin halal... ! Selamat menikmati...

my geniitz.jpg39K Tampilan Downl

2 Mei 2008

tips maen ps winning eleven ps2


Disini saya ingin sekedar memberikan sesuatu yang telah saya pelajari sewaktu saya bermain playstation khusunya winning eleven. Perlu diketahu ada dua versi (yang saya ketahui) winning eleven yang beredar saat ini untuk PS 2, yaitu versi yang dengan nama 10 atau 11 pangkat x serta versi lama yang sekarang sudah mencapai 150 lebih. Bagi pecinta Winnning Eleven pasti sudah mengetahui perbedaan nyata dari kedua winning ini. Baik dari aspek visual maupun dari aspek program permainannya.
Saya hanya akan membagi tips dan trik winning eleven yang versi 10 atau 11 pangkat x khususnya dalam cara bertahan menghadapi serangan lawan. Nah berikut ini beberapa trik yang telah saya ketahui.
Pertama-tama tentunya anda harus mengenal masing-masing karakter dari pemain anda yang masuk kedalam draf permainan. Speednya berapa, tingginya berapa, dan sebaginya. Layaknya pertandingan sesungguhnya winning eleven sangat diperngaruhi oleh kapabilitas dan kapasitas serta ability dari masing-masing individu permainan. Disini untuk tips bertahan saya akan menunjukkan suatu karakter dari program winning eleven ini. ohya untuk formasi saya sarankan pertahanan memiliki 4 pemain serta 3 pemain tengah. Terserah juga kepada anda gimana enaknya. Yang pasti tips berikut ini tidak begitu pengaruh pada soal formasi anda.
Ketika anda sedang diserang terutama jika bukan serangan balik, anda jangan melakukan pengejaran secara individual ke arah pemain lawan . Jangan menekan tombol R1 terus menerus ketika bertahan atau pengen mendekati lawan. Cukup tunggu sampai lawan datang baru anda dekati. Dan perlu diketahui pula, adalah salah atau sangat tidak tepat jika anda berusaha merebut atau bertahan dari serangan lawan hanya mengandalkan memencet tobol X secara terus menerus. Apalagi disertai memencet tombol R1. ini akan mengakibatkan pemain kita yang berada di barisan depan tidak turun ikut membantu pertahanan kita. Jadi yang perlu dilakukan adalah menunggu lawan datang atau mendekati secara biasa dan menutup pergerakannya. Jika anda sudah dekat dengan lawan anda bisa memencet tombol X untuk merebut bola dari nya. Jika skill defend pemain anda cukup baik dan body atau speednya cukup baik serta dalam kondisi prima (minimal berwana hijau, akan sangat baik jika berwarna merah) anda bisa melanjutkan memencet terus tombol X. Jika tidak dalam kondisi demikian saya sarankan lekas ganti pemain dengan memencet tombol L1.
Jika anda melakukan apa yang saya perintahkan diatas para pemain anda akan berkumpul di daerah kotak pinalty sembari bertahan. Dengan demikian pertahanan anda akan menjadi sangat rapat dan sangat sulit ditembuts. Dari pengalaman saya, hanya tendangan jarak jauhlah yang masih mungkin dilakukan oleh pemain lawan. Itupun sering terblock oleh pemain bertahan kita. Lain halnya jika anda konsentrasi mengejar pembawa bola, ini akan menyebabkan para pemain anda tercerai berai tidak karuan dan membuat pertahanan anda longgar. Satu lagi, jika mengejar seorang pemain penyerang yang telah melewati anda, cukup pencet R1 saja terus menerus dan arahkan pemain anda ke arah pemain yang dikejar tanpa disertai memencet tombol X. Cara ini akan membuat pemain bertahan anda lebih cepat berlari mengejar pemain lawan, dan tentunya perlu diwaspadai pula dimana dia akan melakukan manuver (berbelok arah, balik dan sebagainya).
Waspadai pula pemain yang memiliki offence, speed, maupun technique yang bagus, seperti ronaldinho, henry, shevcenko, dan christiano ronaldo dan sebagainya. Terutama pula jika mereka dalam kondisi prima (bertanda kuning atau merah). Biasanya amat ssulit untuk merebut bola dari pemain yang memiliki kondisi seperti ini. perlu pertahanan yang berlapis serta penerapan teknik seperti yang saya berikan diatas secara tepat. Gunakan pemain bertahan yang memiliki defend, body, maupun kondisi yang prima (kuning atau merah) untuk menghadapi pemain seperti ini.
Sekian dulu tips saya kali ini
Semoga bermanfaat
Haqiqie Suluh
PS: Untuk para Winning Eleven Mania, silahkan bertukar pikiran serta trik di kolom komentar dibawah ini. Jika anda benar benar seorang Mania Winning Eleven, jangan hanya buat kata-kata sampah atau spam, silahkan ajukan dan bagi tips serta trik keahlian Winning eleven anda disini. Seorang Mania hanya jadi Mania kambing jika tidak mau berbagi ilmu karena takut disaingi. Mania Winning harus tidak takut untuk berbagi dengan sesamanya. Jika anda takut kalah karena membagi Tips maka anda bukan seorang Mania Winning Eleven.
Salam untuk para WInning Eleven Mania